Thursday 24 March 2011

Matahari Masih Bersinar, Kawan..

Keep rock, dude! *bergitar ala mbah surip di jembatan sarinah*

Manusia butuh bekerja. Tidak hanya untuk cari uang, melainkan – yang utama – eksistensi diri.


Malam sudah datang ketika saya berbincang dengan Intan sembari berjalan di halaman luas Senayan. Hari itu kami janjian bertemu di gramedia book fair. Intan cerita dia sudah melembekkan batasan pekerjaan yang ia lamar. Jadi, setelah keluar dari tempat kerjanya beberapa minggu lalu, Intan melamar ke banyak perusahaan. Tadinya, ia ingin sekali jadi PNS. Tapi semua lamarannya ditolak. Intan, seingat saya, dari awal lulus kuliah tak ingin bekerja di media massa, bank, dan perusahaan dengan jenis pekerjaan marketing.

Sekarang gue merasa ga berarti, ga punya apa-apa karena ga ada pekerjaan. Akhirnya gue melamar semua lowongan kerja,” katanya. Kalimat yang meluncur di jembatan penyeberangan itu tak saya tanggapi. Saya lihat raut wajahnya. Ada pahit di sana. Ia melamar ke perusahaan beridentitas jelas alias terkenal sampai tak beridentitas. Ada perusahaan marketing, ada pula perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Setelah beberapa hari keluar dari tempat kerjanya di sebuah restoran di Jakarta Selatan, Intan uring-uringan. Kerjanya hanya mengirim lamaran. Itu pun dibantu si kakak. Kakaknya mencari-cari lowongan pekerjaan via internet, dikumpulkan, dan dikirim ke Intan. Selebihnya, ia tidur di rumah. Ia pun sulit sekali diajak bertemu. Tapi, untunglah, Intan tak menyerah. Suatu hari dia bilang dia hendak kursus Bahasa Belanda. Dan, tak lama berselang, ia sudah jadi anggota kursus Bahasa Belanda di Erasmus Huis. Kalau tak salah 2 kali seminggu ia pergi ke sana.

Sampai sekarang Intan belum bekerja. Ia tengah mengurus bapaknya yang harus keluar-masuk rumah sakit. Kemarin, dia mengajak bertemu setelah ia interview di satu perusahaan di Bendungan Hilir. Dari isi SMS-nya ia nampak baik-baik saja. Semoga ia tetap punya semangat untuk cari pekerjaan yang ia inginkan. Sabtu besok saya ingin bertemu dengannya. Bercerita soal pekerjaan saya, juga pencarian pekerjaan Intan. Oiya, dan cerita-cerita kehidupan lainnya.