




Baiklah manusia itu punya keterbatasan untuk memiliki tempat dan masa. Ia dikungkung menyeluruh sekaligus dibatasi bagian per bagian oleh ruang dan waktu. Baik, karena keterbatasan itu menjadikan manusia punya masa ruang dalam babak: lalu, kini, dan mendatang. Sekarang saya hidup di babak kini, dengan simpan memori babak lalu, dan harapan di babak mendatang.
Saat ini saya menghirup udara pagi subuh di Utan Kayu, Jakarta Timur. Sembari melayang ke
Tidak terangkum semua memang kehidupan lalu di foto-foto ini. Namun, setidaknya ia membantu saya mengolah lagi masa lalu itu.