Sunday 20 June 2010

Senja saya di mana ?

Sudah lama saya tidak melihat senja. Kali terakhir, seingat saya, mmm.. aahhh lupa. Bukan senja lagi yang saya kawani. Kerap malam yang jadi teman saya. Saya rangkul malam ketika keluar dari kantor dengan rasa lelah yang teramat. Telusuri jalanan Jakarta sambil malam masih akrab di bahu saya. Sampai mengucapkan selamat tinggal kepada malam ketika pagi datang saat saya duduk di taman kota. Lantas, saya hadapi satu dua berkas sinar matahari yang lama-kelamaan menjadi siang terik di atas kepala. Dan, saya menghilang entah di gedung mana. Lalu, kembali hadapi malam.

Dan saya tersadar senja saya hilang.


mengawani malam di utan kayu

Friday 18 June 2010

Rumah Pohon


Beberapa hari belakangan ini saya membayangkan rumah pohon. Rumah kecil yang berdiri di dahan-dahan besar di dalam pohon rindang. Bayangan saya rumah pohon itu tidak begitu besar, 3x3 meter cukuplah. Nanti di dalamnya ada kasur, peti makanan, tumpukan buku, dan di pojok ada tiga botol bir dingin. Di sekeliling rumah ada teras kecil. Fungsinya tempat duduk untuk berbincang sembari minum-minum. Atau juga bisa untuk menyendiri, keluar sejenak dari realitas dan berefleksi.

Saya bayangkan diri saya duduk di teras itu sambil goyang-goyangkan kaki saya yang terjuntai. Saya pernah melakukan ini di atas dahan pohon besar sewaktu saya berusia 12 atau 13 tahun di Larantuka, Flores TImur. Waktu itu saya bermain dengan sepupu-sepupu yang tinggal di sana. Sampai kami temukan pohon besar yang dahannya menjulur horisontal sehingga kami dapat duduk di atasnya sambil menggoyang-goyangkan kaki. Menyenangkan.

Seingat saya rumah pohon pertama kali mampir di benak saya ketika saya SD kelas 3 atau 4. Saya dapat imajinasi rumah pohon dari buku Pippi berkaus kaki panjang karya Astrid Lindgren. Pippi ini berusia 9 atau 10 tahun yang tinggal di desa kecil, kalau tak salah ingat di Swedia sana. Pippi suka memakai kaus kaki panjang bergaris-garis. Perempuan berambut panjang berkuncir dua ini punya dua sahabat. Mereka selalu bertualang dan memperoleh banyak pengetahuan dari petualangannya itu. Saya lupa di bagian mana saya mendapati imajinasi Pippi duduk di dahan pohon. Mungkin saja rumah di atas pohon hanyalah imajinasi tambahan saya saja ketika baca buku itu.


Dan sampai saat ini saya masih ingat dengan imajinasi saya itu. Niat saya suatu hari saya bisa berdiam sejenak di sebuah rumah pohon. Yang sederhana. Asal saya bisa menikmatinya dengan orang terdekat saya. Biar kami bisa membagi kehidupan di antara sela-sela dedaunan.



Sunter, Juni 2010. sudah jam dua pagi rupanya.