Saturday 15 September 2012

berbagi di taman suropati


Dua pekan lalu saya ke Taman Suropati di Menteng, Jakarta Pusat. Kali ini saya tidak berdua. Saya bawa empat kawan yang senang tertawa. Saya selalu suka duduk di taman ini. Bahkan, bagi saya ini tempat publik yang paling menyenangkan di Jakarta.
Bagaimana tidak? Setiap saya injakkan kaki ke taman ini, ada saja penyapa yang membuat saya benar-benar jadi manusia. Penyapa kali pertama adalah tukang kopi keliling. Dering sepedanya membahana menyambut saya, diiringi ucapan “kopi teh, panas dingin ada.” Kalau saya berjalan cari lahan duduk, pasti ada seorang tukang kopi mengikuti dari belakang sambil menggoes sepedanya. Dia berharap kopi tehnya dibeli.  
Penyapa kedua adalah tukang rokok keliling. Nah, biasanya manusia satu ini cuma selewat di depan muka saya, menawari rokok, lalu pergi. Jika rokok sudah habis, saya beli. Jika tidak, terimakasih saja.
Pohon rindang, si penyapa ketiga. Ah, makhluk satu itu.. saya suka pohon-pohon tinggi nan rindang di sana, selalu teduh dibuatnya.
Seperti itulah ketika saya bawa kawan-kawan saya yang suka tertawa. Namun, kali itu suasana agak berbeda. Sebab, ada sekelompok pemain kulintang senandungkan musik aduhai merdunya di tengah taman. Kebanyakan musik daerah yang mereka mainkan. Lupa saya judul-judulnya. Tapi, saat itu saya ikut bersenandung karena masih tersisa ingatan hafalan lagu-lagu semasa kecil dulu. Beberapa pengunjung taman ikut bergoyang saat musik mainkan Sajojo.

Sekitar lima jam kami di sana mengiringi gelap, walau tidak sampai habiskan malam. Bagi-bagi cerita, tertawa sana-sini, duduk bersila hingga tidur-tiduran. Pulang saya pastikan kami akan bersua lagi dua pekan mendatang di bawah pohon yang sama.

No comments:

Post a Comment