Petang hari. Saya duduk sesap kopi bersama seorang kawan di
sebuah kedai di Cikini. Baru saja kami habiskan waktu di museum nasional, tepat
di seberang halaman Monumen Nasional. Melihat arca Hindu berbagai rupa, dari
Dewa Siwa, Wisnu, Indra, hingga penjaga pintu Mahakala dan Nandiswara.
Ini kali ketiga
saya ke museum itu. Beda kawan, tapi sama yang dirasakan. Ingin hidup di masa
prasejarah, melihat perupa mengukir arca. Di sebuah kelokan, saya dapati arca
menhir dari Nusa Tenggara Timur. Arca ini dipercaya sebagai penolak bala.
Saya abadikan
dalam ponsel itu arca. Ya, saya tertarik mengabadikannya karena arca itu
berasal dari tanah nenek moyang saya, Nusa Tenggara Timur. Sayang, saya tidak lama
habiskan waktu di sana untuk nikmati semua arca.
Kawan saya
kelaparan. Daripada dia pingsan gegara menahan lapar, lebih baik kami pergi dari museum
dan mencari makan.
Ini Sabtu, hari
libur besar buat saya. Saya ingin menghabiskan tumpukan keinginan saya di
Sabtu. Hari besar yang tidak dapat saya nikmati dibandingkan hari lain dalam
satu pekan.
Dan, sekarang
saya duduk di kedai kopi, ditemani kawan dan secangkir kopi mandailing. Menyenangkan.
No comments:
Post a Comment