Saturday 18 October 2014

Sabtu Senang

Petang hari. Saya duduk sesap kopi bersama seorang kawan di sebuah kedai di Cikini. Baru saja kami habiskan waktu di museum nasional, tepat di seberang halaman Monumen Nasional. Melihat arca Hindu berbagai rupa, dari Dewa Siwa, Wisnu, Indra, hingga penjaga pintu Mahakala dan Nandiswara.
Ini kali ketiga saya ke museum itu. Beda kawan, tapi sama yang dirasakan. Ingin hidup di masa prasejarah, melihat perupa mengukir arca. Di sebuah kelokan, saya dapati arca menhir dari Nusa Tenggara Timur. Arca ini dipercaya sebagai penolak bala.
Saya abadikan dalam ponsel itu arca. Ya, saya tertarik mengabadikannya karena arca itu berasal dari tanah nenek moyang saya, Nusa Tenggara Timur. Sayang, saya tidak lama habiskan waktu di sana untuk nikmati semua arca.


Kawan saya kelaparan. Daripada dia pingsan gegara menahan lapar, lebih baik kami pergi dari museum dan mencari makan. 
Ini Sabtu, hari libur besar buat saya. Saya ingin menghabiskan tumpukan keinginan saya di Sabtu. Hari besar yang tidak dapat saya nikmati dibandingkan hari lain dalam satu pekan.
Dan, sekarang saya duduk di kedai kopi, ditemani kawan dan secangkir kopi mandailing. Menyenangkan.


  

No comments:

Post a Comment